Selasa, 10 Januari 2012

kumpulan makalah mahasiswa


DAFTAR ISI


Kata pengantar...........................................................................................................i
Daftar isi.....................................................................................................................ii

BAB I
Pengertian seminar.....................................................................................................1
Latar belakang dan tujuan seminar..........................................................................3

BAB II
Membuat sebuah seminar yang baik.........................................................................5
Narasumber................................................................................................................11

BAB III
Kesimpulan dan saran...............................................................................................12








BAB I
PENGERTIAN SEMINAR

Seminar merupakan pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang. Orang yang bertindak sebagai pimpinan atau ketua sidang biasanya seorang guru besar, seorang ahli, ataupun cendekiawan yang mumpuni dalam bidang yang tengah dibahas. Masalah yang dibahas di dalam suatu seminar dapat mencakup berbagai bidang disiplin ilmu atau berbagai kegiatan di dalam kehidupan masyarakat. Pelaksanaan persidangan dalam seminar biasanya dipimpin oleh seorang pemandu dan dibantu oleh seorang atau beberapa orang sekretaris.

Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis. Biasanya sebuah seminar berbentuk instruksi akademik, baik di lembaga akademis atau ditawarkan oleh organisasi komersial atau professional.

Sekarang, sistem seminar yaitu untuk membiasakan siswa / mahasiswa untuk mengenali lebih luas metodologi subjek yang mereka pilih dan juga untuk memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan contoh-contoh dari masalah-masalah praktis yang selalu terjadi selama penelitian . Seminar ini merupakan sarana yang cocok di mana pembahasan suatu topik / tugas dibahas di depan umum, pertanyaan dapat diangkat dan debat dapat dilakukan . Hal ini relatif informal , setidaknya dibandingkan dengan sistem kuliah instruksi akademik.
















LATAR BELAKANG DAN TUJUAN SEMINAR

Melihat realita zaman yang terpampang di hadapan kita saat ini. Jelas bahwa umat ini sedang berada pada fase kemundurannya. Kita bisa melihatnya dari kesenjangan yang sangat jauh antara apa yang telah dicapai oleh Barat dengan apa yang telah kita capai pada saat ini. Baik dalam hal sains dan teknologi, pemikiran, seni, politik, dan lain-lainnya.
Di dalam salah satu bukunya yang berjudul “Umat Islam Menyongsong Abad 21”Dr. Yusuf Qardhawi menjelaskan tentang realita-realita itu. Bahwa yang telah kita berikan untuk peradaban dunia pada saat ini, khususnya pada abad 20, masih teramat sedikit. Peradaban dunia pada saat ini memang masih dikendalikan oleh bangsa Barat. Namun demikian, bukan itu yang lantas menjadikan kita selalu berkecil hati untuk kemudian terjerat dalam lubang setan dengan selalu menggumamkan kata-kata “seandainya”, dan kata-kata yang sebangsa dengannya.
Namun, kita tetap perlu melakukan upaya-upaya untuk memperkecil jarak antara apa yang telah dicapai barat dengan apa yang kita capai saat ini. Kita juga perlu merasakan dan menacapkan  jiwa oprimisme yang tinggi jika menyadari secara mendalam akan janji yang ditawarkan oleh Rasulullah bahwasanya nanti, diakhir zaman –berarti pada zaman kita sekarang ini-, umat ini akan kembali memegang tapuk kekuasaan tertingginya di dunia. Berarti, peradaban dunia ini akan kembali lagi pada peradaban Islam yang hakiki. Hendaknya memang, ini menjadi batu lecutan semangat bagi kita dalam bergerak dan melangkah ke depannya.
Sedang dalam salah satu bukunya yang berjudul “Mencari Pahlawan Indonesia”ust. Anis Matta menjelaskan dalam salah satu bagian dari bukunya itu bahwa dalam setiap potongan zaman, selalu terdapat dua pahlawan. Yang pertama adalah pahlawan kebangkitan. Sedang yang kedua adalah pahlawan kejayaan. Masing-masing pahlawan tersebut memberikan warna dan kontribusi yang berbeda bagi setiap zaman yang di embannya. Sebut saja masa kejayaan. Pahlawan di zaman ini didominasi oleh semangat perveksionisme dan inovasi. Masa ini adalah masa dimana obsesi kesempurnaan menjadi ruh bagi pergerakannya. Dan hal yang mendukung bagi proses kesempurnaan itu adalah intelektualitas dan spiritualitas. Yang belakangan akan melahirkan tradisi ilmu yang tinggi dan cita rasa keindahan yang sempurna.
Berangkat dari situlah, kami, panitia JRMN (Jaringan Rohis MIPA Nasional) bermaksud untuk mengadakan seminar nasional yang bertemakan “Peran Ilmuwan Muslim Dalam Membangun Peradaban Abad 21”. Seminar ini adalah rangkaian dari acara Mukernas ketiga JRMN yang bertempat di kampus UI, depok. Yang akan dilakasanakan pada tanggal 31 Juli 2009 pada pukul 08.00-11.30 WIB.
Adapun tujuan dari seminar nasional ini adalah untuk:
1.    Mengetahui sejarah kegemilangan ilmuwan muslim, dalam hal ini para scientist islam dan mengambil nilai-nilai luhur darinya. Termasuk di dalamnya adalah pencapaian-pencapaiannya dan ilmuwan-ilmuwannya.
2.    Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan umat islam, dalam hal ini ilmuwan muslim (para scientist) mengalami kemunduran.
3.    Mengetahui arah perkembangan sains dan teknologi di abad 21.
4.    Mengetahui kearah manakah Ilmuwan Muslim, dalam hal ini para scientist harus memfokuskan diri?
5.    Mengetahui peran dan posisi umat Islam (para scientist) di abad 21.
6.    Mengetahui tindakan atau langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan oleh Ilmuwan Muslim, dalam hal ini para scientist-scientis muda masa depan saat ini.














BAB II
MEMBUAT SEBUAH SEMINAR YANG BAIK

Sebelum kita melihat bagaimana membuat sebuah seminar yang baik, baiklah kita perjelas dahulu apa yang dimaksud dengan seminar dalam tulisan ini.
Yang pertama adalah apa tujuan seminar. Seminar di sini adalah untuk mengeksplorasi sebuah ide. Dengan demikian seminar berbeda dengan pelatihan, di mana di dalam pelatihan, ada sebuah keahlian yang dibawakan oleh seorang yang menguasainya dan di dalam pelatihan terjadi transfer ilmu.
Yang kedua adalah bagaimana peran orang yang ikut di dalam seminar. Seminar adalah satu pertemuan di mana semua para pesertanya terlibat aktif. Di dalam seminar yang dimaksud ini, tidak ada pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam seminar pada umumnya. Tidak ada perbedaan antara pembicara dan peserta. Dengan demikian seminar dibedakan dari kuliah, di mana ada seorang lektor membawakan suatu tema atau ide, dan peserta kuliah mendengarkan dan bertanya. Lektor adalah seseorang yang menguasai tema tersebut, sedangkan peserta adalah orang yang mempelajari tema tersebut.
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik perlulah dipikirkan beberapa syarat:
1.      Ruang seminar
2.      Peserta
3.      Moderator
4.      Jalannya seminar
Ruang Seminar
Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan interaksi aktif selurah peserta seminar. Sebuah meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik. Atau kursi yang disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja harus cukup tenang dan cukup terang untuk memberikan iklim yang enak untuk berseminar. Adanya sebuah papan tulis dapat membantu.
Peserta
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan kertas kosong yang menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema yang diseminarkan. Bila yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai tanggapan dan kritik.
Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut masing-masing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.
Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam kuliah. Ia bukanlah seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar.
Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang paling senior dalam tema yang akan diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling tahu tentang seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Dengan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan baik.
Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di awal seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan didiskusikan.
Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.
Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak memimpin sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari.
Jalannya seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan langsung dilanjutkan dengan pertanyaan kunci yang dibahas oleh semua peserta secara bergiliran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik:
1.                  Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih mendominasi pembicaraan. Adalah tugas moderator untuk memperhatikan ini.
2.                  Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya, lalu mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas jawabannya. Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat terbesar. Tidaklah banyak pertanyaan yang seperti demikian.
3.                  Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas. Jika sebuah pertanyaan atau pernyataan belum jelas, moderator harus bisa menunjukkan itu dan meminta sang pengujar untuk memperjelasnya.
4.                  Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum ditanggapi dengan jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan sebelum ia menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan pernyataan. Moderator juga harus memperhatikan ini.
5.                  Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada pertanyaan lain yang lebih mendasar. Hanya dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat lebih.
6.                  Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa orang, moderator harus menunjukkan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu dipakai sebelum melanjutkan seminar.
7.                  Etiket harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan. Bahasa harus santun dan tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan ringan dan diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar dan memberi makna di dalam seminar. Tidak ada yang lebih membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang kadang membangkitkan tawa.
8.                  Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk membenarkan diri. Setiap orang harus kritis namun menerima bila ada pendapat yang lebih baik. Di dalam seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
9.             Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal. Setiap orang bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Yang terpenting adalah mata mereka lebih terbuka, mereka telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka.
Demikianlah sebuah seminar Sokratik sebaiknya dilaksanakan. Dengan seminar seperti ini, semua peserta dapat mengambil manfaat. Sebuah seminar yang baik seperti ini dapat memberi manfaat seumur hidup yang mengendap sebagai manfaat terbaik yang dapat diberikan oleh sebuah pendidikan.












NARASUMBER

Narasumber adalah pembicara utama dalam seminar. Ia harus mempersiapkan kertas kerja atau makalah berupa pandangan umum tentang tema yang akan dibahas. Dalam kertas kerjanya narasumber harus mampu mengungkapkan permasalahan dengan alternatif pemecahan yang sudah dilaksanakan, lenkap dengan argumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan beserta contoh-contoh konkret dan bukti nyata. Dengan adanya argumen tersebut narasumber dapat membuktikan kebenaran pendapat/pengalamannya yang sangat mendukung dalam meyakinkan para peserta seminar. Data, fakta, dan informasi yang diperlukan dalam argumentasi dapat diperoleh melalui observasi, penelitian, dan bibliografi (studi pustaka) yang telah terbukti. Peserta akan lebih simpatik apabila contoh dan bukti-bukti itu dilengkapi dengan data-data nyata. Kertas kerja/makalah tersebut hendaknya dibagikan kepada peserta sebelum seminar dimulai yaitu pada waktu pendaftaran peserta.









BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran
Penyampaian pandangan umum dilakukan pada sidang pleno. Segera setelah sidang pleno berakhir, dilanjutkan dengan tanya jawab/pembahasan/diskusi. Moderator dengan bantuan sekretaris atau tim perumus menyususn rumusan hasil seminar dan melaporkan kepada sidang untuk mendapat pengakuan/keabsahan.