DAFTAR ISI
Kata
pengantar...........................................................................................................i
Daftar
isi.....................................................................................................................ii
BAB I
Pengertian seminar.....................................................................................................1
Latar belakang dan tujuan seminar..........................................................................3
BAB II
Membuat sebuah seminar yang baik.........................................................................5
Narasumber................................................................................................................11
BAB III
Kesimpulan dan
saran...............................................................................................12
BAB I
PENGERTIAN SEMINAR
Seminar merupakan pertemuan atau persidangan
untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang. Orang yang
bertindak sebagai pimpinan atau ketua sidang biasanya seorang guru besar,
seorang ahli, ataupun cendekiawan yang mumpuni dalam bidang yang tengah
dibahas. Masalah
yang dibahas di dalam suatu seminar dapat mencakup berbagai bidang disiplin
ilmu atau berbagai kegiatan di dalam kehidupan masyarakat. Pelaksanaan
persidangan dalam seminar biasanya dipimpin oleh seorang pemandu dan dibantu
oleh seorang atau beberapa orang sekretaris.
Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu
topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif.
Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator
seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang
lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang
didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk
mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan
untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa
seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih
informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis. Biasanya
sebuah seminar berbentuk instruksi akademik, baik di lembaga akademis atau
ditawarkan oleh organisasi komersial atau professional.
Sekarang, sistem seminar yaitu untuk membiasakan
siswa / mahasiswa untuk mengenali
lebih luas metodologi subjek yang mereka pilih dan juga untuk memungkinkan
mereka untuk berinteraksi dengan contoh-contoh dari masalah-masalah praktis
yang selalu terjadi selama penelitian . Seminar ini merupakan sarana yang cocok
di mana pembahasan suatu topik / tugas dibahas di depan umum, pertanyaan dapat
diangkat dan debat dapat dilakukan . Hal ini relatif informal , setidaknya
dibandingkan dengan sistem kuliah instruksi akademik.
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN SEMINAR
Melihat realita zaman yang terpampang di hadapan kita saat ini.
Jelas bahwa umat ini sedang berada pada fase kemundurannya. Kita bisa
melihatnya dari kesenjangan yang sangat jauh antara apa yang telah dicapai oleh
Barat dengan apa yang telah kita capai pada saat ini. Baik dalam hal sains dan
teknologi, pemikiran, seni, politik, dan lain-lainnya.
Di dalam salah satu bukunya yang berjudul “Umat Islam
Menyongsong Abad 21”, Dr. Yusuf Qardhawi menjelaskan
tentang realita-realita itu. Bahwa yang telah kita berikan untuk peradaban
dunia pada saat ini, khususnya pada abad 20, masih teramat sedikit. Peradaban
dunia pada saat ini memang masih dikendalikan oleh bangsa Barat. Namun
demikian, bukan itu yang lantas menjadikan kita selalu berkecil hati untuk
kemudian terjerat dalam lubang setan dengan selalu menggumamkan kata-kata
“seandainya”, dan kata-kata yang sebangsa dengannya.
Namun, kita tetap perlu melakukan upaya-upaya untuk memperkecil
jarak antara apa yang telah dicapai barat dengan apa yang kita capai saat ini.
Kita juga perlu merasakan dan menacapkan jiwa oprimisme yang tinggi jika
menyadari secara mendalam akan janji yang ditawarkan oleh Rasulullah bahwasanya
nanti, diakhir zaman –berarti pada zaman kita sekarang ini-, umat ini akan
kembali memegang tapuk kekuasaan tertingginya di dunia. Berarti, peradaban
dunia ini akan kembali lagi pada peradaban Islam yang hakiki. Hendaknya memang,
ini menjadi batu lecutan semangat bagi kita dalam bergerak dan melangkah ke
depannya.
Sedang dalam salah satu bukunya yang berjudul “Mencari
Pahlawan Indonesia”, ust. Anis Matta menjelaskan dalam
salah satu bagian dari bukunya itu bahwa dalam setiap potongan zaman, selalu
terdapat dua pahlawan. Yang pertama adalah pahlawan kebangkitan. Sedang yang
kedua adalah pahlawan kejayaan. Masing-masing pahlawan tersebut memberikan
warna dan kontribusi yang berbeda bagi setiap zaman yang di embannya. Sebut
saja masa kejayaan. Pahlawan di zaman ini didominasi oleh semangat
perveksionisme dan inovasi. Masa ini adalah masa dimana obsesi kesempurnaan
menjadi ruh bagi pergerakannya. Dan hal yang mendukung bagi proses kesempurnaan
itu adalah intelektualitas dan spiritualitas. Yang belakangan akan melahirkan
tradisi ilmu yang tinggi dan cita rasa keindahan yang sempurna.
Berangkat dari situlah, kami, panitia JRMN (Jaringan Rohis MIPA
Nasional) bermaksud untuk mengadakan seminar nasional yang bertemakan “Peran
Ilmuwan Muslim Dalam Membangun Peradaban Abad 21”. Seminar ini adalah
rangkaian dari acara Mukernas ketiga JRMN yang bertempat di kampus UI, depok.
Yang akan dilakasanakan pada tanggal 31 Juli 2009 pada pukul 08.00-11.30 WIB.
Adapun tujuan dari seminar nasional ini adalah untuk:
1. Mengetahui sejarah
kegemilangan ilmuwan muslim, dalam hal ini para scientist islam dan mengambil
nilai-nilai luhur darinya. Termasuk di dalamnya adalah pencapaian-pencapaiannya
dan ilmuwan-ilmuwannya.
2. Mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan umat islam, dalam hal ini ilmuwan
muslim (para scientist) mengalami kemunduran.
3. Mengetahui arah
perkembangan sains dan teknologi di abad 21.
4. Mengetahui kearah
manakah Ilmuwan Muslim, dalam hal ini para scientist harus memfokuskan diri?
5. Mengetahui peran dan
posisi umat Islam (para scientist) di abad 21.
6. Mengetahui tindakan
atau langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan oleh Ilmuwan Muslim, dalam
hal ini para scientist-scientis muda masa depan saat ini.
BAB II
MEMBUAT SEBUAH
SEMINAR YANG BAIK
Sebelum kita melihat
bagaimana membuat sebuah seminar yang baik, baiklah kita perjelas dahulu apa
yang dimaksud dengan seminar dalam tulisan ini.
Yang pertama adalah apa
tujuan seminar. Seminar di sini adalah untuk mengeksplorasi sebuah ide. Dengan
demikian seminar berbeda dengan pelatihan, di mana di dalam pelatihan, ada
sebuah keahlian yang dibawakan oleh seorang yang menguasainya dan di dalam
pelatihan terjadi transfer ilmu.
Yang kedua adalah
bagaimana peran orang yang ikut di dalam seminar. Seminar adalah satu pertemuan
di mana semua para pesertanya terlibat aktif. Di dalam seminar yang dimaksud
ini, tidak ada pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam seminar pada
umumnya. Tidak ada perbedaan antara pembicara dan peserta. Dengan demikian seminar
dibedakan dari kuliah, di mana ada seorang lektor membawakan suatu tema atau
ide, dan peserta kuliah mendengarkan dan bertanya. Lektor adalah seseorang yang
menguasai tema tersebut, sedangkan peserta adalah orang yang mempelajari tema
tersebut.
Untuk berjalannya sebuah
seminar dengan baik perlulah dipikirkan beberapa syarat:
1. Ruang seminar
2. Peserta
3. Moderator
4. Jalannya seminar
Ruang Seminar
Ruang seminar yang
memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan interaksi aktif selurah peserta
seminar. Sebuah meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik. Atau kursi
yang disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja harus cukup tenang dan cukup
terang untuk memberikan iklim yang enak untuk berseminar. Adanya sebuah papan
tulis dapat membantu.
Peserta
Untuk berjalannya sebuah
seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan kertas kosong yang menunggu
diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan
diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema yang
diseminarkan. Bila yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks tersebut telah
dibaca secara analitis, ditandai, disertai tanggapan dan kritik.
Dengan terlebih dahulu
membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah mengolahnya di dalam
kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang diseminarkan.
Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut
masing-masing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.
Moderator
Seorang moderator di
dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam kuliah. Ia bukanlah
seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya
seminar.
Semestinyalah seorang
moderator adalah orang yang paling senior dalam tema yang akan diseminarkan.
Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan
materi semata-mata untuk mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling
tahu tentang seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator
ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi (moderating).
Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema. Dengan
memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang
terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi
dengan baik.
Sebelum seminar, seorang
moderator harus telah membaca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan
tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci, dan menyusun
pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di
awal seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan
didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan
didiskusikan.
Seorang moderator yang
baik haruslah seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia mampu menangkap
maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu memparafrasekan
sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.
Mengingat beratnya tugas
seorang moderator, sebaiknya seorang moderator tidak memimpin sebuah seminar
lebih dari satu kali dalam sehari.
Jalannya seminar
Seminar dimulai dengan
pengantar singkat dari moderator, dan langsung dilanjutkan dengan pertanyaan
kunci yang dibahas oleh semua peserta secara bergiliran.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik:
1. Seminar adalah sebuah
diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih mendominasi pembicaraan. Adalah
tugas moderator untuk memperhatikan ini.
2. Seminar bisa dimulai
dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada jawabannya, lalu mengarah ke
pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan tidak jelas jawabannya.
Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat terbesar. Tidaklah banyak
pertanyaan yang seperti demikian.
3. Semua pertanyaan dan
pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas. Jika sebuah pertanyaan
atau pernyataan belum jelas, moderator harus bisa menunjukkan itu dan meminta
sang pengujar untuk memperjelasnya.
4. Masih berhubungan dengan
poin pertama, setiap pertanyaan haruslah jelas sebelum ditanggapi dengan
jawaban. Penanggap berhak meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan
sebelum ia menjawab. Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan pernyataan.
Moderator juga harus memperhatikan ini.
5. Sebuah pertanyaan bisa
dilihat sebagai jembatan kepada pertanyaan lain yang lebih mendasar. Hanya
dengan cara demikian sebuah seminar dapat memberikan manfaat lebih.
6. Bila ada istilah yang
sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda oleh beberapa orang, moderator
harus menunjukkan itu dan membuat kesepakatan dalam arti apa istilah itu
dipakai sebelum melanjutkan seminar.
7. Etiket harus diperhatikan
dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah meja makan. Bahasa harus santun
dan tidak merendahkan. Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat
diikuti oleh peserta yang lain. Bukan berarti seminar tidak bisa dilakukan
dengan ringan dan diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan wajar
dan memberi makna di dalam seminar. Tidak ada yang lebih membantu untuk
mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang kadang membangkitkan tawa.
8. Seminar adalah sebuah
tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah tempat untuk membenarkan diri. Setiap
orang harus kritis namun menerima bila ada pendapat yang lebih baik. Di dalam
seminar semua orang memiliki posisi yang sama.
9. Sebuah seminar yang baik
tidaklah harus menghasilkan sebuah kesimpulan tunggal. Setiap orang bisa pulang
dengan pendapatnya masing-masing. Yang terpenting adalah mata mereka lebih
terbuka, mereka telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan
oleh mereka.
Demikianlah sebuah
seminar Sokratik sebaiknya dilaksanakan. Dengan seminar seperti ini, semua
peserta dapat mengambil manfaat. Sebuah seminar yang baik seperti ini dapat
memberi manfaat seumur hidup yang mengendap sebagai manfaat terbaik yang dapat
diberikan oleh sebuah pendidikan.
NARASUMBER
Narasumber adalah pembicara utama
dalam seminar. Ia harus mempersiapkan kertas kerja atau makalah berupa
pandangan umum tentang tema yang akan dibahas. Dalam kertas kerjanya narasumber
harus mampu mengungkapkan permasalahan dengan alternatif pemecahan yang sudah
dilaksanakan, lenkap dengan argumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan beserta
contoh-contoh konkret dan bukti nyata. Dengan adanya argumen tersebut
narasumber dapat membuktikan kebenaran pendapat/pengalamannya yang sangat
mendukung dalam meyakinkan para peserta seminar. Data, fakta, dan informasi
yang diperlukan dalam argumentasi dapat diperoleh melalui observasi,
penelitian, dan bibliografi (studi pustaka) yang telah terbukti. Peserta akan
lebih simpatik apabila contoh dan bukti-bukti itu dilengkapi dengan data-data
nyata. Kertas kerja/makalah tersebut hendaknya dibagikan kepada peserta sebelum
seminar dimulai yaitu pada waktu pendaftaran peserta.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan dan
Saran
Penyampaian
pandangan umum dilakukan pada sidang pleno. Segera setelah sidang pleno
berakhir, dilanjutkan dengan tanya jawab/pembahasan/diskusi. Moderator dengan
bantuan sekretaris atau tim perumus menyususn rumusan hasil seminar dan
melaporkan kepada sidang untuk mendapat pengakuan/keabsahan.